Monday, October 27, 2008
Senioritas VS Junioritas

Sering enggak denger kata ’Senioritas’ di sekolah? Pasti sering kan? Sebenarnya apa sih Senioritas itu?


Senioritas adalah pemberian keistimewaan kepada yang lebih tua dalam berbagai hal dikarenakan karakter orang yang lebih tua biasanya lebih bijak, lebih berpengalaman dan berwawasan luas. -(www.radiografer.com)


Kalo denger senioritas rasanya udah biasa banget. Biasanya Senior yang agak lebay dalam bertindak suka nyari-nyari kesalahan Junior (sekecil apapun) untuk bahan kerjaan.


Tapi diantara kalian, adakah yang pernah mendengar Junioritas?


Memasuki ’Senior Year’, gue yang baru jadi kelas 11 tahun ini, makin lama makin merasakan ’Junioritas’ itu. Ditambah lagi ketika gue jadi panitia buat pelantikan ekskul di sekolah. Gue ngerasa dari tahun ke tahun, junior makin dimanja, baik oleh sekolah maupun oleh seniornya sendiri. Emang sih, Junior gak perlu dikerasin, gak perlu dibentak-bentak. Tapi ternyata setelah liat kelakuan junior gue yang parah-parah, gue jadi mikir, ternyata keras itu perlu, sehingga gue membuat definisi dari ’Junioritas’ itu sendiri.


Junioritas adalah pemanjaan kepada yang lebih muda dikarenakan orang yang lebih muda sering dianggap tidak berdosa dan tidak tahu apa-apa, sehingga apabila mereka salah harus dimaklumi karena mereka tidak tahu apa-apa tentang apa yang mereka lakukan. (bikin sendiri)


Mulai kemaren, guru-guru memperketat disiplin di sekolah gara-gara ada anak kelas 10 yang kelakuannya neko-neko. Tiap pagi jadi ada tim penertiban yang keliling ke kelas-kelas kalo ada anak yang gayanya kelewatan (yah, walaupun gue nyentrik, rambut kea gembel, tetep aja gue gak pernah kena razia rok dipotong lah, baju digunting lah, gue kan anak soleh). Menurut gue, hal itu terjadi gara-gara mereka terlalu dibaekin sama pihak sekolah dan juga seniornya terutama (angkatan gue baek-baek loh), sehingga mereka berani aja gitu pake segala macem, karena mereka pikir, kalaupun ketahuan, hukumannya ringan.


Gue nemuin 3 macam Junioritas yang pernah gue liat, dan yang pasti, ngeselin.


JUNIOR LAGAK SENIOR:
Junior lagak senior adalah Junior yang berlaku seenaknya dengan seniornya sendiri. Ciri-cirinya, merasa populer, merasa dikenal, dan biasanya punya banyak temen senior.
Akhir-akhir ini gue juga ngeliat junior-junior yang berlaku seenaknya sama senior, contohnya ketika gue liat temen gue yang lagi bagi-bagi tanda tangan buat para junior yang mau masuk ekskulnya. Ada junior yang lagaknya ’nyuruh’ si senior buat nandatangan di kertasnya dia, keenakan banget, dulu gue gak pernah gitu deh perasaan, kalo minta tanda tangan gue samperin tuh kakak kelas dimanapun dia berada. Ini nyamperin ke kelas aja gak mau, mana lagaknya nyuruh, maksa pula. Junior lagak senior? Plis deh.


JUNIOR SUPER MANJA:
Junior super manja adalah Junior yang nggak bisa dikerasin, dan kalau dicoba ditertibkan alasannya segunung. Bila coba dihukum, akan memohon sampai menangis, bila tetap dihukum, orangtua lah pelarian mereka.
Contoh kasusnya, ini juga gue liat kejadiannya pas pemberian tanda-tangan. Nah, kita rencananya mau ngerjain si junior itu, dan kita ngerjainnya juga biasa aaja gitu, dan itu gak lebih parah dari pas gue masih junior. Jadi kita cuma bingungin dia yang mana sebenernya senior yang mau ngasih dia tanda tangan, lagian dia disuruh ini gak mau, disuruh itu gak mau. Tapi apakah yang terjadi? Dia mewek, omaigat! Manja banget sih, gitu doang? Akhirnya temen gue itu langsung ngasih dia tanda tangannya karena takut ada apa-apa dan dia disalahin. -___-’’a


JUNIOR NYOLOT LEBAY:
"POKOKNYA, prinsip saya, kalo teteh gak ngejutekin saya, saya juga gak akan kurang ajar sama teteh!"
Sok-sok pake prinsip, itulah junior yang nyolotnya lebay. Ciri-cirinya, gayanya ngesok, biasanya centil, belagu, gak pinter, sok eksis, sok gaul, dan satu geng (biasanya satu geng orang nyolot semua). Cuman berani sama senior kalo di depan temen-temennya. Kalo lagi sendiri lebih memilih berputar jalan daripada lewat koridor kakak kelas.
Contoh kasusnya: kebanyakan sampe pusing gak bisa milih, wkwkwkwk.


Menurut gue ya, enggak perlu ada yang namanya senioritas ataupun junioritas yang definisinya udah gue jelasin diatas. Menurut gue, tidak perlu ada peng-istimewaan kepada senior atau pemanjaan kepada junior. Yang penting saling menghargai, senior enggak nyari-nyari kesalahan junior, dan junior juga enggak macem-macem sama seniornya. Gue sendiri enggak ngewajibin junior gue buat manggil gue teteh atau kakak. Sampe tiga angkatan di bawah gue juga ada kok yang manggil nama gue cuman ’Inot’ doang.Dan gue nggak tersinggung. Yang penting mereka sopan dan enggak berlagak. :-D

Labels:

posted by Inot @ 5:55 AM  
1 Comments:
  • At November 9, 2009 at 8:24 PM, Blogger percobaan said…

    setuju.,
    mantap isinya...

    pengalaman di SMA ya...??

    SMANDATAZ., jadi inget masa lalu...

    bener koq, senioritas dan junioritas ga perlu ada, "bad habit" yang sering dilakukan di indonesia sehingga sudah membudaya, sampai sekarang.

     
Post a Comment
<< Home
 
Tentang Inot

Born on 16 August 1993, I'm a self-proclaimed-genius. I hates skirts and loves pants. I may look like a boy but I'm still a girl you know. I'm on 11th grade, school-ing on SMAN 2 Tasikmalaya or Indie 261 for short. I may fat, short and not model-look-alike but I'm proud of myself. I don't label myself but people always label me. I hate it. Comes with random imagination, my friends call me weirdo. But It doesn't matter for me 'cause I'm not afraid to show what I'm thinking.
See my complete profile

Post Sebelumnya
Archives
Friends
Blogroll
Widgets
free html visitor counters


ShoutMix chat widget